Halo, apa kabar? Kali ini aku akan nulis tentang home-finance. Jujur aja, aku bukan orang yang sepenuhnya mengerti soal ngurus keuangan- karena terus terang saya dari jaman sekolah sampai beres sekolah saya selalu mengandalkan ayah untuk masalah keuangan. Namun setelah berkeluarga dan punya penghasilan sendiri, saya mau nggak mau belajar juga mengenai mengatur keuangan rumah.
Terutama, saat saya sadar bahwa saya dan suami adalah self-employed people- alias orang yang kerja kalau keahliannya dibutuhkan. Kami berdua bekerja mirip dengan profesi pengacara dan artis- kalau kita berhenti bekerja maka nggak akan ada yang kasih pesangon dan tidak ada pula yang merencanakan dana pensiun, ataupun asuransi kesehatan.
Well, walhasil aku jadi baca-baca buku home financing karangan Prita Ghozie dan Ligwina Hananto, juga buku investment for dummies. Selain itu, saya juga nanya-nanya perkara keuangan rumah tangga ke adik dan tante saya yang kebetulan bekerja di bank. Here's my notes:
1. Be Debt Free
Jangan berhutang! Memang ada hutang yang baik (misal untuk pinjaman sekolah), ada juga yang jahat. Contoh yang paling jahat adalah hutang kartu kredit untuk produk konsumtif (misal HP terbaru yang sebenernya ngga perlu-perlu amat, baju yg ga tll penting dll). Menurut gw kalau nggak bisa bayar kartu kredit lunas di bulan depannya, lebih baik tidak usah pakai kartu kredit sama sekali.
My mantra:
Never buy things with money I do not have especially for stuffs I do not need.
2. Punya dana darurat
Kalau buat self-employed people like us, punya dana darurat is a must mengingat kita nggak ada yang ngasih pesangon kalau berhenti kerja hehehe. Kalau baca-baca sih, baiknya self employed people punya 12x pengeluaran bulanan rutin. Dana darurat ini bentuknya bisa bervariasi: tabungan, logam mulia (emas), valuta asing, reksadana dll. Dedikasikan sebagian penghasilan untuk masuk pos dana darurat. Usahakan punya darurat ini dalam waktu 1-3 tahun.
3. Punya asuransi kesehatan
Meski kami bekerja sebagai tenaga kesehatan, kami nggak punya perlindungan kesehatan dari RS tempat kami bekerja; jadi ya teuteup harus punya asuransi kesehatan! Ini penting banget mengingat biaya kesehatan juga tidaklah murah.
4. Punya dana pensiun
Nah, ini juga penting. Kalau googling pasti liat banyak dana pensiun yang ditawarkan. Pilih yang cocok dan sesuai bujet kita. Kalau saya lihat di BRI, bahkan dibuka tabungan pensiun yang mulai dari 100ribu rupiah loh!
5. Rencanakan investasi dan passive income untuk hari tua
Nah, investasi dan passive income ini bentuknya macam-macam. Kalau orangtua saya sih, senang properti-jadi pas pensiun masih ada penghasilan dari sewa rumah dan apartemen. Kalau teman saya yang lain, ada yang punya toko beras di pasar, usaha franchise restoran dan masih banyak lagi.
6. Make list of your plans
Selalu buat daftar mimpi-mimpi kita: apakah punya "IT BAG'', kursus ke luar negeri, beli mobil/rumah, membantu biaya pernikahan adik, membantu mertua naik haji, ingin bayarin Ayah liburan . Buat daftar rencananya dan detailed plan nya- selalu niatkan untuk tujuan yang baik! Lihat dalam bentuk apa pendapatan kita idealnya diparkirkan untuk tujuan tersebut: apakah reksa dana, emas, tabungan berjangka?
Terutama, saat saya sadar bahwa saya dan suami adalah self-employed people- alias orang yang kerja kalau keahliannya dibutuhkan. Kami berdua bekerja mirip dengan profesi pengacara dan artis- kalau kita berhenti bekerja maka nggak akan ada yang kasih pesangon dan tidak ada pula yang merencanakan dana pensiun, ataupun asuransi kesehatan.
Well, walhasil aku jadi baca-baca buku home financing karangan Prita Ghozie dan Ligwina Hananto, juga buku investment for dummies. Selain itu, saya juga nanya-nanya perkara keuangan rumah tangga ke adik dan tante saya yang kebetulan bekerja di bank. Here's my notes:
1. Be Debt Free
Jangan berhutang! Memang ada hutang yang baik (misal untuk pinjaman sekolah), ada juga yang jahat. Contoh yang paling jahat adalah hutang kartu kredit untuk produk konsumtif (misal HP terbaru yang sebenernya ngga perlu-perlu amat, baju yg ga tll penting dll). Menurut gw kalau nggak bisa bayar kartu kredit lunas di bulan depannya, lebih baik tidak usah pakai kartu kredit sama sekali.
My mantra:
Never buy things with money I do not have especially for stuffs I do not need.
2. Punya dana darurat
Kalau buat self-employed people like us, punya dana darurat is a must mengingat kita nggak ada yang ngasih pesangon kalau berhenti kerja hehehe. Kalau baca-baca sih, baiknya self employed people punya 12x pengeluaran bulanan rutin. Dana darurat ini bentuknya bisa bervariasi: tabungan, logam mulia (emas), valuta asing, reksadana dll. Dedikasikan sebagian penghasilan untuk masuk pos dana darurat. Usahakan punya darurat ini dalam waktu 1-3 tahun.
3. Punya asuransi kesehatan
Meski kami bekerja sebagai tenaga kesehatan, kami nggak punya perlindungan kesehatan dari RS tempat kami bekerja; jadi ya teuteup harus punya asuransi kesehatan! Ini penting banget mengingat biaya kesehatan juga tidaklah murah.
4. Punya dana pensiun
Nah, ini juga penting. Kalau googling pasti liat banyak dana pensiun yang ditawarkan. Pilih yang cocok dan sesuai bujet kita. Kalau saya lihat di BRI, bahkan dibuka tabungan pensiun yang mulai dari 100ribu rupiah loh!
5. Rencanakan investasi dan passive income untuk hari tua
Nah, investasi dan passive income ini bentuknya macam-macam. Kalau orangtua saya sih, senang properti-jadi pas pensiun masih ada penghasilan dari sewa rumah dan apartemen. Kalau teman saya yang lain, ada yang punya toko beras di pasar, usaha franchise restoran dan masih banyak lagi.
6. Make list of your plans
Selalu buat daftar mimpi-mimpi kita: apakah punya "IT BAG'', kursus ke luar negeri, beli mobil/rumah, membantu biaya pernikahan adik, membantu mertua naik haji, ingin bayarin Ayah liburan . Buat daftar rencananya dan detailed plan nya- selalu niatkan untuk tujuan yang baik! Lihat dalam bentuk apa pendapatan kita idealnya diparkirkan untuk tujuan tersebut: apakah reksa dana, emas, tabungan berjangka?
ONE SOLID BASIS OF TRUE FREEDOM IS FINANCIAL FREEDOM
